PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPRIBADIAN IPM
Kepribadian IPM
adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar dan
pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya.
Kepribadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerak IPM
menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang ilmu, berakhlak mulia, dan terampil.
MUATAN KEPRIBADIAN IPM
1.
Definisi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
IPM adalah
gerakan Islam amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar yang ditujukan kepada
dua bidang, pertama perorangan dan kedua masyarakat. Dakwah pada
bidang pertama terbagi kepada dua golongan:
a.
Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid)
berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.
b.
Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk
mengikuti nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun dakwah
amar makruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan,
bimbingan, dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan
bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini
diharapkan dapat membentuk pelajar muslim yang berilmu, berkahlak mulia, dan
terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di kalangan
pelajar.
2.
Dasar dan Amal Perjuangan IPM
Dalam perjuangan
melaksanakan usahanya menuju terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berkahlak
mulia, dan terampil sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka IPM mendasarkan
segala aspek dan amal perjuangannya atas prinsip-prinsip berikut ini:
a.
IPM adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar
di kalangan pelajar.
b.
IPM berperan aktif sebagai kader persyarikatan, umat, dan
bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
c.
IPM sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan
dan respon terhadap perkembangan zaman
d.
IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah
organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri
tanpa campur tangan dan intervensi.
e.
IPM adalah organisasi independen yaitu organisasi mandiri
yang berada dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap
dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.
3.
Penjabaran Dasar dan Amal Perjuangan IPM
a.
IPM Sebagai Gerakan Dakwah di Kalangan Pelajar
IPM memandang
bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat. Ajaran Islam bersifat universal dan jika dihayati, dan
diaktualisasikan dengan tepat, ajaran itu membawa daya ubah yang luar biasa
dalam sejarah peradaban manusia. Akan tetapi untuk menuju ke arah itu banyak
instumentasi yang harus dipenuhi dan diadakan, diantaranya adalah media dakwah.
Dakwah Islam berfungsi sebagai mediator antara nilai-nilai ajaran Islam dengan
realitas kehidupan umat Islam yang dalam banyak kesempatan terlalu jauh
kesenjangannya, artinya umat Islam banyak yang belum tersentuh atau terpanggil
oleh nilai luhur ajaran agamanya. Pada konteks ini dakwah sangat penting dan
menentukan dalam kehidupan beragama, dengan kata lain tanpa dakwah, Islam tidak
akan berarti dan bermakna dalam realitas kehidupan.
IPM menegaskan
dirinya sebagai gerakan dakwah Islam untuk ambil bagian dalam proses reformasi
atau pembaharuan umat. Dakwah Islam IPM adalah dakwah amar makruf nahi munkar
yang dipahami sebagai proses; Pertama, pembebasan manusia (liberasi)
dari perilaku negatif dan kebiasaan buruk. dan kedua, pelibatan manusia
(emansipasi dan transformasi) secara aktif dalam pembangunan kehidupan yang
positif pada segala aspek.
Secara
institusional, IPM adalah media para kadernya untuk berdakwah. Sehingga dakwah
IPM adalah dakwah yang memiliki; Pertama, subyek yaitu kader-kader
organisasi yang terdiri dari para pelajar muslim yang concern dan
memiliki komitmen perjuangan. Dan kedua, yaitu obyek, yakni sasaran
dakwah IPM yang terdiri atas komunitas pelajar dengan pribadi-pribadi pelajar
sebagai sasaran pokok.
Dalam dakwah IPM, landasan utamanya adalah semangat
tauhid. Semangat tauhid artinya bahwa misi perjuangan dakwah IPM adalah
menegakkan nilai-nilai Islam seperti yang telah diserukan oleh Allah SWT.
b. IPM Sebagai
Gerakan Kader di Kalangan Pelajar
IPM adalah lembaga kaderisasi yang salah satu fungsinya
adalah melakukan proses penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam aktifitas
kemanusiaan dan kemasyarakatan yang lebih luas dari lingkup IPM. Dan satu
pertimbangan yang tidak bisa dipungkiri IPM adalah bahwa IPM merupakan
organisasi otonom Muhammadiyah dan berfungsi menjaga proses kaderisasi di
Muhammadiyah. ltu artinya IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah. Fungsi
pertama dan fungsi kedua IPM sebagai gerakan kader yang tersebut tadi secara
sistematik dapat diurai sebagai berikut:
1). Fungsi Kader Persyarikatan
IPM merupakan
organisasi kader bagi Muhammadiyah maka IPM berfungsi sebagai lembaga
kaderisasi yang out-putnya adalah kader-kader persyarikatan baik sebagai
pimpinan maupun pemegang amal usaha di masa yang akan datang. Untuk itu dalam
melakukan fungsi tersebut yang perlu diperhatikan dalam proses kaderisasinya
adalah:
a.
Corak pengkaderan IPM adalah “Paradigma Kritis”,
yaitu kaderisasi yang menekankan pada
aspek penanaman ideologi yang berbasis pada ilmu.
b.
Pengembangan Paradigma kritis tersebut bermuara kepada
lahirnya trilogi pembaharuan IPM (jihad, ijtihad, dan mujahadah) yaitu etos
kerja, etos intelektual dan etos spiritual.
2). Fungsi Kader Umat dan Bangsa
Komitmen IPM
terhadap proses transformasi masyarakat, bangsa dan negara terwujud dari
sumbangan IPM berupa kader-kader yang siap melakukan artikulasi konstruktif
dalam rangka pembaharuan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
itu maka:
a.
Corak rekruitmen kader IPM harus terbuka (inklusif)
terhadap berbagai latar belakang dan potensi pelajar.
b.
Dikembangkan pengkaderan-pengkaderan altenatif untuk
mengakomodir pluralitas kader dan mengalokasikan kader tersebut pada
posisi-posisi yang meluas.
c.
IPM Sebagai Gerakan Keilmuan di Kalangan Pelajar
Salah satu karakter pokok IPM untuk menegaskan eksistensinya adalah
karakter keilmuan. Corak keilmuan IPM tidak lepas dari kristalisasi prinsip
kritis transformatif yang menjadi patron bagi pelajar muhammadiyah dalam
menaggapi realitas secara ilmiah. Karakter keilmuan tersebut memiliki ciri
pemikiran secara dialektis, yakni, ilmu-iman-amal, iman-amal ilmu,
amal-ilmu-iman yang dipahami sebagai kesatuan integral yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dimiliki oleh setiap kader. Sehingga, gerakan keilmuan IPM
tidak terjebak pada diskursus keilmuan yang dibangun atas dasar nalar
instrumental, serba-bebas, serba-boleh (anarkisme), maupun perspektif keilmuan
yang terpisah jauh dari nilai-nilai ilahiyah/ketuhanan.
Poinnya, karakter keilmuan IPM mengharuskan kadernya untuk memiliki
sifat-sifat ilmu, yaitu: kritis (Q.S. Al Isra:36), terbuka menerima kebenaran
dari manapun datangnya (Q.S. Az-Zumar:18), serta senantiasa menggunakan daya
nalar ((Q.S. Yunus:10). Pokok pikiran tersebut sekaligus sebagai dasar keilmuan
IPM yang mencakup rumusan berikut:
a. Pandangan
keilmuan IPM memandang pengetahuan sebagai kesatuan hidup yang hanya dapat
tercapai dengan sikap krtis dan terbuka dengan menggunakan akal sehat.
b.
Pandangan keilmuan IPM mendasarkan akal sebagai kebutuhan
dasar hidup manusia.
c.
Pandangan keilmuan IPM memandang logika sebagai
pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan dicapai jika manusia
menyerah kepada petunjuk Allah.
d.
IPM Sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah di Kalangan
Pelajar
Eksistensi IPM sebagai gerakan dakwah dan kader adalah
untuk mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah. Dengan kata lain IPM menjadi
bagian dalam dakwah Muhammadiyah dengan ruang lingkup yang lebih terbatas,
dalam hal ini IPM concern pada pelajar. Sebagai tangan panjang
Muhammadiyah dilingkungan pelajar, prinsip-prinsip gerakan IRM harus sama
dengan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung
tinggi agama lslam demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pada sisi yang lain IPM adalah sebuah organisasi yang
otonom artinya terpisah secara kelembagaan dengan Muhammadiyah. Sebagai organisasi
otonom, IPM memiliki hak dan kewajiban untuk mengelola rumah tangganya sendiri
dalam binaan Muhammadiyah.
Untuk memadukan antara realitas primordial IPM yaitu
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah Muhammadiyah dan IPM sebagai
organisasi otonom Muhammadiyah, maka dapat rumuskan pemahaman sebagai berikut:
1).
IPM selama menjadi organisasi otonom Muhammadiyah
berkewajiban untuk menjalankan misi dakwah Muhammadiyah dikalangan pelajar dan.
remaja
2).
Sifat otonom IPM atas Muhammadiyah dapat dipahami sebagai
sifat kemandirian dalam bersikap, bertindak, dan mengambil kebijakan selama
hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ikatan dan
persyarikatan.
e.
IPM Sebagai Organisasi Independen di Kalangan Pelajar
Manusia dilahirkan di muka bumi ini dengan membawa sifat
dasar merdeka/bebas. Kemerdekaan atau kebebasan manusia tersebut merupakan
modal untuk mencapai kemuliaan dan derajat tertinggi sebagai manusia.
Kemerdekaan/kebebasan berarti manusia terbebas dan faktor-faktor dan
pengaruh-pengaruh di luar dirinya yang menyebabkan dia tidak leluasa untuk
menentukan keberpihakanya kepada sesuatu yang diyakininya sebagai kebenaran.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa sifat kemandirian IPM berada dalam frame
kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada
kebenaran.
Kemandirian IPM secara organisatoris berimplikasi kepada
sikap percaya diri untuk bebas melakukan kebijakan dan aktifitas apa saja yang
dapat menghantarkan kepada cita-cita dan tujuan perjuangan. Dengan mempertimbangkan
pandangan tersebut maka:
1).
IPM bukan organisasi yang menjadi bawahan organisasi
manapun
2).
IPM bebas melakukan interaksi dan kerja sama dengan
organisasi, lembaga, instansi
dan institusi manapun dengan sebuah komitmen yaitu
kerjasama dan interaksi yang saling membangun dan menguntungkan. Dan IPM
menolak tegas komitmen
yang bertujuan merusak prinsip-prinsip dasar Ikatan dan
membawa IRM kepada aliansi yang bersifat
organisatoris yang permanen
sehingga dapat mengikat
gerakan IPM secara kelembagaan.
3).
Interaksi dan kerjasama organisatoris yang di bangun IRM
dengan organisasi, lembaga, institusi dan instasi manapun tidak mengurangi
kritisisme IPM, karena watak perjuangan IRM berkaitan dengan pola-pola hubungan
eksternal adalah kritis, konstruktif, dan korektif.
Hasil Muktamar Solo 2008
sumber : http://pelajarberkemajuan.blogspot.co.id/2014/03/kepribadian-ikatan-pelajar-muhammadiyah.html
Komentar
Posting Komentar